Majalah-west-papuaApril 12, 2021

Oleh: Kris Dogopia (Russel Black)

Peristiwa Kematian Sekjen PBB di Kongo ada hubungan dengan masalah Kemerdekaan vs Emas Papua. Allen Dulles vs Hammarskjòld, Dulles Vs Presiden Kennedy hinga Dulles vs Sukarno.

Pada pertemuan Econimic Club di New York tanggal 8 Maret 1961, *Hammarskjòld* menguraikan bagaimana negara-negara yang baru Merdeka termasuk dalam golongan khusus yang akan memperoleh manfaat dari Dana Khusus PBB yang dirancangnya. Sekjen PBB menjelaskan bahwa ia memberikan perhatian khusus kepada rakyat-rakyat pribumi berhubungan dengan kendala-kendala yang mereka hadapi dalam mewujudkan kedaulatan bernegara.

Ia telah merancang suatu proyek yang dinamakan OPEX yang melibatkan penempatan pejabat PBB pada departemen-departemen di negara-negara yang baru Merdeka dalam jangka waktu 6 tahun. 

Sekjen PBB sudah mulai pelaksanaan program tersebut di Afrika dan pada tahun 1961, ia berencana memasukkan *Papua* sebagai salah satu dari negara-negara yang dimaksud. Dalam program tadi, Bangsa Papua akan diberikan kemerdekaan dengan menyisihkan kedua koloni (Belanda dan Indonesia).

Sekjen PBB, *Dag Hammarskjold* membahas hal ini tidak hanya dengan staf di PBB termasuk staf khususnya *Ivan Smith* tetapi juga bicara dengan Presiden J.F. Kenedy pada tahun 1961. Pada bulan September 1961, Sekjen PBB memiliki rencana akan memberikan Pengumuman di sidang umum PBB tentang RENCANA KEMERDEKAAN  PAPUA.

Sebelum rencana ini diumumkan, Sekjen PBB berangkat ke Kongo untuk menjadi perantara konflik yang memecah belah Provinsi Katanga. Namun ia tidak pernah kembali karena dibunuh dengan cara diledakannya pesawat yang digunakannya. 

Sebelumnya cara pendekatan Sekjen PBB dikecam oleh Indonesia, 'Belanda' dan pihak 'lain'. Tetapi Sekjen PBB tidak pernah gentar untuk menerapkan program OPEX bagi bangsa Papua dan ini diulas oleh *Allen Dulles* sebagai ancaman serius terhadap pelaksanaan siasat Dulles untuk Indonesianya.

Dalam bukunya Paul *Greg Paulgrain* "Bayang-Bayang Intervensi: Perang siasat John F. Kennedy dan Allen Dulles atas Sukarno, terjemahan Indonesia, mengungkapkan _Kematian Hammarskjòld, penembakan Presiden Kenedy dan runtuhnya Soekarno diduga dilakukan oleh aktor yang sama, Allen Dulles._ 

Kepentingan Dulles dalam seluruh proses ini adalah untuk kepentingan Ekonomi: *Emas Freeport di Gunung Nemangkawi West Papua.* Allen Dulles memakai CIA dan politik Luar Negeri AS saat itu untuk kepentingan Indonesianya, demi dan untuk Emas Papua. Allen Dulles dan CIA dalam konteks ini adalah operator dan eksekutor dari kepentingan kelompok Kapitalis kelas kakap 'Dunia' *Rockefeller*.

Setelah Sekjen PBB dibunuh di Kongo, Allen Dulles melalui Presiden Kenndy dan dikerjakan oleh Dubes Elsworth Bunker mengajukan proposal baru dalam penyelesaian konflik Papua, yang disebut proposal *Bunker* . 

Proposal Bunker dibahas dan disetujui oleh Indonesia, Belanda, AS dan PBB menjadi Perjanjian New York Agreement dan ditandantani pada 15 Agustus 1962.

Sejak proses pembahasan sampai dengan penandatanganan perjanjian itu, tidak dilibatkan satupun orang Papua. Rencana Pengumuman Kemerdekaan Papua pada Sidang umum PBB oleh Sekjen PBB pada September 1961 dan Kemerdekaan 1 Desember 1961 diakhiri sebagai konsekwensi dari pelaksanaan perjanjian New York. 

Kemudian PBB secara formalitas mengambil alih kekuasaan atas West Papua tanggal 1 Oktober 1962 dan menyerahkannya kepada penjajah baru, Indonesia pada 1 Mei 1963.

Buku Greg Poulgrain telah membuka tabir misteri atas kematian 3 tokoh dunia, Sekjen PBB Hammarskjòld, Presiden J.F. Kennedy dan tumbangkangnya Presiden Soekarno.

Setelah kematian 3 tokoh dunia, Papua masih mengalami Duka Nestapa, Kolonialisme, Kapitalisme dan militerisme Indonesia masih menancapkan kuku penghisapannya di Negeri orang Melanesia, West Papua. 

Rencana pemaksaan pelaksanaan Otonomi Khusus Jilid 2, Pemekaran Provinsi adalah proyek Presiden Joko Widodo dan para kabinetnnya dalam menyukseskan proyek politik Rasisme yang sistemik memusnahkan orang Melanesia di West Papua. 

Hanya orang waras saja yang akan berkata jujur, memaafkan dan mengakui kebenaran Sejarah Bangsa Papua. Semoga saja....waaaaa

Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: