Articles by "Isaac Samuel Kijne"
Showing posts with label Isaac Samuel Kijne. Show all posts
Tahun 2025 ini bukan cuma nubuatan I.S Kijne yang memasuki usia 100 tahun (1 Abad) akan tetapi juga lagu ciptaannya Hai tanahku Papua.

Ds.I.S Kijne dan Lagunya

Ketika pada tahun 1925 teks lagu "Hai Tanahku Papua" ditulis, saya tentu tidak berpikir bahwa itu suatu hari akan dinyanyikan oleh orang-orang Papua dengan semangat nasional.
Pendeta Kijne, selama 35 tahun bekerja di Nieuw-Guinea, adalah pencipta lagu tersebut. 
Itu bukan sekadar lagu, melainkan doa dan seruan hati rakyat Papua — begitu kata Ds. Kijne.

Lagu Kijne ini yang kemudian oleh komite nasional Papua di tetapkan sebagai "Volkslied van West-Papoea" (Lagu Kebangsaan Papua Barat):

Bait lagu yang telah dipilih oleh Komite Nasional Nieuw-Guinea Belanda sebagai lagu kebangsaan ini saya buat sekitar tahun 1925, untuk paduan suara di Sekolah Pendidikan Miei, yang waktu itu merupakan pusat pelatihan misi. Setelah itu, lagu ini menjadi populer di wilayah Papua Utara dan Barat.

Melodi lagu ini saya ambil dari sebuah lagu rakyat Belanda karya Marius A. Brandts Buys Sr. (1840–1911). Untuk lagu rakyat Nieuw-Guinea yang dibuat belakangan, yang menurut saya lebih baik, saya menciptakan sendiri melodinya. Kedua lagu tersebut dimasukkan dalam kumpulan lagu anak-anak “Seruling Mas – De Gouden Fluit” yang tersebar luas di seluruh Nieuw-Guinea.

Bait lagu ini awalnya ditulis dalam bahasa Melayu, yang pada tahun 1925 merupakan bahasa pengantar (lingua franca) dan bahasa sekolah di Nieuw-Guinea.
---
HAI TANAHKU PAPUA (versi Melayu)

Hai tanahku Papua,
Kau tanah lahirku,
Kau hendak kukasihi
sehingga ajal(ku).

Kukasih pasir putih
dipantaimu senang,
di mana lautan biru
berkilat dalam terang.

Kukasih bunji ombak,
pemukul pantaimu,
nyanjian jang selalu
senangkan hatiku.

Kukasih gunung-gunung,
besar, mulialah,
dan awan jang melajang
keliling puntjaknja.

Kukasih hutan-hutan,
selimut tanahku,
'ku suka mengembara
dibawah naungannja.

Kukasih engkau, tanah,
dengan hasilmu,
membalas keradjanku
dan pekerjaanku.

Sjukur bagimu, Tuhan:
Kaub’rikan tanahku,
b’ri aku radjin djuga
sampaikan maksudMu.
---
O MIJN LAND PAPOEA (versi Belanda)

O mijn land Papoea,
mijn geboorteland,
jou zal ik liefhebben
tot mijn levenseinde.

Ik houd van het witte zand
van je fijne stranden,
waar de blauwe oceaan
blinkt in het licht.

Ik houd van het geluid van
de branding
die op je stranden slaat,
een lied dat steeds
mijn hart verheugt.

Ik houd van de bergen,
groot en verheven,
en de wolken die zweven
om hun toppen.

Ik houd van de bossen,
het dekkleed van mijn land,
ik mag zo graag zwerven
onder je schaduw.

Ik houd van je grond,
die met je vruchten
mijn ijver betaalt
en mijn werk.

Dank zij U, Heer:
Gij hebt mij het land gegeven,
laat mij ook ijverig zijn
om het te laten beantwoorden
aan Uw doel.
---

Catatan Penutup:

> Setelah Perang Dunia II, nama "Papoea" sempat ditolak oleh beberapa kelompok dan saat pembahasan mengenai penggantian nama belum selesai, baris pertama lagu ini diganti menjadi "Hai Tanah Nieuw-Guinea".

— I. S. Kijne
_____________////__
Teks asli lagu ini adalah "Hai Tanah New Guinea " 🙏